“Namun pada perkembangannya, festival dimaksudkan juga untuk tujuan-tujuan sosial, kultural, dan ekonomi yang lebih luas,” katanya saat diwawancarai oleh sejumlah awak media, Kamis (28/09/2023).
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Jufri mengaku festival tersebut menjadi ruang kontestasi nilai-nilai kegotong-royongan masyarakat agraris. Nilai-nilai sosio kultural menurut ia dapat dilihat dari praktik-praktik sosial yang terjadi sepanjang persiapan dan pelaksanaan festival.
“Masyarakat Desa Lebeng Timur bergotong-royong dalam mewujudkan hajat mereka, baik tenaga maupun finansial. Sebagai ruang pelestarian budaya, festival ini telah menjadi wadah atraksi pertunjukan kesenian rakyat dan olahraga permainan tradisional,” pungkasnya.
Sebatas informasi tambahan pertunjukan kesenian rakyat juga dituangkan ke festival ini. Seperti rak-karagan, saronen, jaran kenca’, kesenian sintung, berbagai jenis tarian, teater, juga musik.