“Event lokal jangan diisi pemain bon. Turnamen daerah ini harus melahirkan pemain Sumenep, bukan justru menutupi bakat lokal,” ujarnya.
Tak hanya itu, Kiai Imam menekankan pentingnya penguatan pembinaan berbasis data, agar potensi atlet dapat terpantau dan tertangani dengan tepat.
Ia menilai masih banyak bakat muda yang tidak terdeteksi karena lemahnya pencatatan dan pendataan.
“Kita harus bekerja dengan data yang jelas. Pembinaan atlet harus berbasis potensi lokal. Tanpa data, bakat tidak bisa tumbuh dan bersaing,” tambahnya.
FGD tersebut menandai komitmen berbagai pihak untuk memperkuat ekosistem olahraga Sumenep menjelang Porprov 2027, sekaligus mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah, organisasi olahraga, dan insan pers untuk melahirkan generasi atlet yang berdaya saing.
