Ia mengungkapkan pentingnya transparansi terhadap arah strategis dan kondisi terkini Bank Jatim. “Kurangnya keterbukaan atas hal ini menciptakan jarak antara manajemen dan para pemangku kepentingan terlebih BUMD ini adalah milik seluruh masyarakat Jawa Timur,” ujarnya.
Transformasi digital juga dinilai menjadi kebutuhan mendesak bagi Bank Jatim di tengah persaingan industri perbankan yang semakin kompleks. “Hal ini bisa menjadi ancaman serius terhadap daya saing ke depan,” ucapnya.
Renny menuntut langkah konkret seperti audit internal, roadmap pemulihan, serta komunikasi aktif kepada pemangku kepentingan. Ia juga menekankan pentingnya prinsip good corporate governance (GCG) dalam pengelolaan bank.
“Masyarakat sedang menunggu pembuktian. Jangan sia-siakan momentum ini. Pulihkan kepercayaan publik, maka kejayaan Bank Jatim akan kembali,” pungkasnya, sambil mengingatkan bahwa kredibilitas jauh lebih penting dari sekadar laba.
