“PMII harus menjadi perekat bangsa. Program kita mesti menjangkau akar rumput, menyulam toleransi dan kebhinekaan dalam bentuk nyata,” imbuhnya.
Ia juga menyoroti pentingnya respon aktif terhadap krisis lingkungan. Menurutnya, PMII harus mampu melahirkan gerakan advokasi ekologi yang berbasis data dan berkelanjutan.
Dorong Ekonomi Kader Lewat BUMKC dan Inkubator Usaha Sosial
Menjawab persoalan pendanaan organisasi, Maksudi menggagas pembentukan BUMKC sebagai entitas usaha milik PKC yang berbasis pada prinsip keuntungan ekonomi, dampak sosial, dan keberlanjutan. Ia juga menginisiasi inkubator wirausaha sosial serta skema pendanaan gotong royong berbasis crowdfunding dari kader dan alumni.
“Sudah saatnya kita tak hanya bicara soal kritik sosial. Kita harus hadir membawa solusi konkret, terutama dalam penguatan ekonomi kader,” tegasnya.
PMII sebagai Laboratorium Peradaban
Dalam penutup gagasannya, Maksudi menekankan bahwa PMII Jatim ke depan harus mampu menjadi aktor perubahan sosial yang berlandaskan nilai Islam moderat, bersifat dinamis, adaptif, dan kolaboratif.
“Equilibrium bukan stagnasi. Ini adalah keseimbangan dinamis yang siap menyesuaikan diri dengan tantangan baru. PMII harus menjadi laboratorium peradaban,” pungkasnya.