Gerbang Tani Kecam Keras Kekerasan PT Toba Pulp Lestari Terhadap Masyarakat Adat Natinggir

Admin
Idham Arsyad - Ketua umum Gerbang Tani
Idham Arsyad - Ketua umum Gerbang Tani. (Hariyanto/Madurapers, 2025)

Toba – Gerakan Kebangkitan Petani Indonesia (Gerbang Tani) mengecam keras aksi kekerasan yang dialami Masyarakat Adat Natinggir di Desa Simare, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Insiden tersebut terjadi pada Rabu (07/08/2025) saat PT Toba Pulp Lestari (TPL) melakukan upaya penggusuran warga dari tanah adat mereka.

Peristiwa tragis ini menyebabkan satu orang mengalami luka berat di bagian leher, serta kekerasan terhadap anak-anak dan pendamping masyarakat adat yang berusaha menghalangi proses penggusuran.

Selain itu, beberapa rumah warga dirusak dan lahan pertanian dihancurkan oleh karyawan dan petugas keamanan PT TPL.

Ketua Umum Gerbang Tani, Idham Arsyad, menyatakan keprihatinan mendalam dan mengutuk tindakan yang dinilainya sebagai pelanggaran hak asasi manusia serta penghancuran sumber mata pencaharian warga.

“Sangat miris melihat peristiwa ini. Upaya penggusuran disertai kekerasan terhadap masyarakat adat Natinggir di atas lahan pertanian yang menjadi sumber hidup mereka adalah tindakan brutal. Kami meminta aparat kepolisian menindak tegas pelaku kekerasan dan pengrusakan,” tegas Idham.

Berdasarkan data Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) dan Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KKSPM), aksi penggusuran ini menambah panjang daftar dugaan pelanggaran PT TPL terhadap masyarakat adat di Sumatera Utara.

Perusahaan yang diketahui menguasai 291.263 hektare lahan Hutan Tanaman Industri ini disebut telah menggusur tanah adat dari 23 komunitas di 12 kabupaten dengan total luasan mencapai 33.422,37 hektare.