Gregorian: Karya Penanggalan dari Barat yang Menembus Zaman

Kalender Gregorian atau kalender Gregorius diusulkan Dr. Aloysius Lilius (Napoli-Italia) dan disetujui oleh Paus Gregorius XIII pada 24 Februari 1582. Kalender ini mengoreksi kekurangan Kalender Julian yang dipergunakan di Barat sejak 1 Januari 45 SM
Kalender Gregorian atau kalender Gregorius diusulkan Dr. Aloysius Lilius (Napoli-Italia) dan disetujui oleh Paus Gregorius XIII pada 24 Februari 1582. Kalender ini mengoreksi kekurangan Kalender Julian yang dipergunakan di Barat sejak 1 Januari 45 SM (Sumber Foto: Spiritual Culture, 2023).

Bangkalan – Setiap malam awal tahun baru, tepat pada malam 1 Januari, sebagian besar umat manusia merayakan momen (saat) pergantian waktu. Perayaan ini berpijak pada Kalender Gregorian, sebuah karya penanggalan yang telah melampaui batas zaman.

Disetujui oleh Paus Gregorius XIII pada 24 Februari 1582 dari usulan Dr. Aloysius Lilius (Napoli-Italia), kalender ini dirancang untuk mengoreksi kelemahan atau kekurangan Kalender Julian (Kalender Julius) yang mendahuluinya atau yang dipergunakan di Barat sebelumnya, yakni sejak 1 Januari 45 SM.

Dengan misi menyelaraskan perhitungan tahun tropis (tahun matahari)—waktu Bumi mengelilingi Matahari—dengan siklus musim, Kalender Gregorian menjadi tonggak penting dalam menentukan momen-momen sakral, seperti perayaan Paskah yang bergantung pada musim semi.

Inovasi terbesar dari kalender ini terletak pada sistem kabisatnya yang begitu presisi (tepat atau teliti). Aturan cemerlang ini menetapkan bahwa tahun yang habis dibagi 4 adalah kabisat, kecuali jika juga habis dibagi 100 tetapi tidak 400.

Contohnya, tahun 2000 adalah tahun kabisat (année bissextile), sementara tahun 1900 tidak. Dengan sistem ini, rata-rata panjang tahun menjadi 365,2425 hari—lebih akurat dibandingkan Kalender Julian yang memiliki 365,25 hari.

Kejeniusan di balik reformasi ini tidak lepas dari kontribusi Dr. Aloysius Lilius (nama lain dikenal: Luigi Lilio atau Luigi Giglio) seorang dokter dan astronom Italia, yang menciptakan konsep ilmiah dasar Kalender Gregorian.

Bersama dengan para tokoh (ilmuan) besar lain di Barat, reformasi ini menjadi tonggak sejarah dalam astronomi dan matematika pada abad ke-16.

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca