Cerpen  

Hadiah Juara

Foto: Istimewa

SEORANG anak yang mendapatkan predikat bodoh tidak akan memeroleh penghargaan dari orang tuanya. Begitu pula yang dialami Dino dengan nilai rata-rata rapornya rendah, hingga ibunya sangat kecewa. Karena itu, ia tidakkunjung dibelikan sepeda setelah sekian lama meminta.

“Kau jangan mengharapkan sepeda kalau nilai rapormu buruk begini,” kesal sang ibu setelah melihat deretan nilai mata pelajaran Dino, dua semester yang lalu.

Dino hanya tertunduk. Ia pun mewajarkan kemarahan sang ibu. Pasalnya, pada semester dua kelas IV SD, nilai rapornya malah merosot ke peringkat sembilan belas di antara dua puluh orang murid di kelasnya. Padahal, sebelumnya nilai rapornya berada di peringkat delapan.

“Aku sungguh tidak paham. Masak Leon bisa masuk peringkat lima besar, sedangkan kau tidak? Apa hebatnya anak itu dibanding kau?” kesal sang ibu lagi, dengan menyebut nama teman sekelas Dino sekaligus tetangganya itu.

“Aku ini malu kepada orang-orang kalau kau bodoh begini.”

“Maaf, Bu,” tanggap Dino, gentar seolah menginsafi kesalahannya.

Sang ibu lantas menggeleng-geleng dan mengempaskan rapor Dino di atas meja.

“Ingat! kalau kau mau sepeda, kau harus memperbaiki nilaimu. Kau harus masuk peringkat lima besar di kelasmu. Paham?”

Dino mengangguk saja sembari menerima kegagalan memiliki sepeda.

Akhirnya, selepas momen penghakiman tersebut, Dino berjuang keras untuk berhasil. Ia bertekad memenuhi persyaratan dari ibunya demi memiliki sepeda. Karena itu, ia jadi lebih giat belajar terutama memelajari mata pelajaran matematika dan pengetahuan alam yang sering mendapatkan nilai buruk.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca