Jakarta – Sejak Akhir tahun 2021 harga minyak goreng (migor) meroket. Sepertinya, tak mau turun, bahkan komoditinya di beberapa daerah langka, Senin (14/3/2022).
Kondisi ini dikeluhkan oleh banyak pedagang kecil dan ibu-ibu di pelbagai daerah. Hal ini karena semakin mempersulit ekonominya di masa pandemi COVID-19.
Menyikapi kondisi tersebut banyak kalangan ikut urun rembuk untuk mengatasi permasalahan itu. Salah satu datang dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI).
Menurut Fraksi PKS DPR RI, minyak goreng sulit dan untuk memperolehnya 1-2 liter harus mengantri dan berkerumun.
“Menjelang bulan Ramadhan, rakyat dibayang-bayangi dengan naiknya harga sembako, sulitnya membeli minyak goreng, bahkan warga harus mengantri dan berkerumun demi mendapatkan seliter-dua liter minyak goreng,” ungkap Fraksi PKS.