Hal tersebut menurutnya, menjadi tantangan tersendiri bagi Himbara, khususnya yang banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat menengah ke bawah.
“Oleh karena itu, hadirnya perbankan baik PNM, kemudian BRI ini bagaimana bisa menjawab permasalahan ini. Sekarang kan masalahnya dihadapkan pada kondisi pinjam bank itu harus ada agunan, sementara mereka itu tidak ada yang bisa untuk diagunkan. Ini tantangan untuk BRI juga ya, khususnya yang banyak bersentuhan dengan rakyat menengah ke bawah gitu,” tutupnya.
Senada, Wakil Ketua Komisi VI Sarmuji mengatakan kehadiran Himbara penting untuk dapat memberikan kemudahan pinjaman modal kepada masyarakat.
“Selama ini (kinerja Himbara) sudah bagus, tapi kita ingin lebih bagus lagi, karena faktanya di lapangan masih ada rentenir-rentenir yang bergerak dengan memberikan bantuan dalam tanda petik. Mereka hadir di tengah kesusahan, kemudian memberikan pinjaman, tapi bunganya sangat mencekik,” ujar Sarmuji. (*)