IKK Sampang 2020-2024 Menurun, Trennya Membaik Kini di Bawah Rata-Rata Jatim

Madurapers
Gambar ilustrasi dalam lima tahun terakhir, Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Sampang turun sebesar 6,95 poin atau 6,61%, dari 105,1 pada 2020 menjadi 98,15 pada 2024—berbalik arah dari semula lebih tinggi menjadi 1,86 poin (1,93%) lebih rendah dibanding rata-rata IKK Jawa Timur. Pergeseran ini menandai penyesuaian biaya konstruksi yang lebih cepat di Sampang, yang bisa mencerminkan efisiensi anggaran namun juga potensi menurunnya intensitas pembangunan lokal.
Gambar ilustrasi dalam lima tahun terakhir, Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Sampang turun sebesar 6,95 poin atau 6,61%, dari 105,1 pada 2020 menjadi 98,15 pada 2024—berbalik arah dari semula lebih tinggi menjadi 1,86 poin (1,93%) lebih rendah dibanding rata-rata IKK Jawa Timur. Pergeseran ini menandai penyesuaian biaya konstruksi yang lebih cepat di Sampang, yang bisa mencerminkan efisiensi anggaran namun juga potensi menurunnya intensitas pembangunan lokal. (Sumber foto: Anaf/Madurapers, 2025)

Data menunjukkan bahwa tren penurunan IKK terjadi secara regional, meski dengan laju yang berbeda. Jawa Timur mencatat penurunan IKK dari 102,44 pada 2020 menjadi 96,29 pada 2024, atau turun 6,15 poin (6,01%).

Perbedaan tren antar wilayah mencerminkan dinamika biaya konstruksi yang tidak seragam, baik dari sisi pasokan material maupun struktur permintaan proyek. Sampang tampaknya mengalami penyesuaian harga konstruksi lebih cepat dibandingkan rata-rata Provinsi Jatim.

IKK ini berfungsi sebagai indikator penting untuk perencanaan pembangunan, karena mencerminkan tingkat kemahalan biaya konstruksi lokal. Penurunan IKK bisa mencerminkan efisiensi, namun juga potensi berkurangnya aktivitas konstruksi atau investasi.

Dalam konteks kebijakan, tren IKK ini perlu menjadi perhatian pemerintah daerah dan investor sektor konstruksi. Ketidakseimbangan antara IKK Sampang dan provinsi berpotensi memengaruhi alokasi anggaran pembangunan dan daya saing wilayah.