Sumenep – Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Sumenep menunjukkan dinamika mencolok selama periode 2020 hingga 2024. Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, IKK Sumenep terus melampaui rata-rata Provinsi Jawa Timur, menandai lonjakan biaya konstruksi yang patut dicermati, Rabu (02/07/0/2025).
Pada tahun 2020, IKK Sumenep tercatat sebesar 105,67, atau lebih tinggi 3,24 poin dibanding rata-rata Jawa Timur yang berada di angka 102,43. Selisih ini mencerminkan perbedaan sekitar 3,16%—mencuatkan posisi Sumenep sebagai salah satu wilayah dengan biaya konstruksi tertinggi di provinsi ini.
Peningkatan signifikan terjadi pada 2021, ketika IKK Sumenep melonjak ke angka 108,63. Dengan rata-rata provinsi hanya 100,80, selisih IKK mencapai 7,83 poin atau sekitar 7,77% lebih tinggi dari rata-rata Jawa Timur.
Namun, pada 2022 terjadi penurunan menjadi 106,97, menandai penyusutan sebesar 1,66 poin atau 1,53% dibanding tahun sebelumnya. Meski begitu, angka tersebut tetap lebih tinggi 6,95 poin dibandingkan IKK rata-rata Jawa Timur yang hanya 100,02.
Tahun 2023 menunjukkan penurunan lebih tajam dengan IKK Sumenep berada di angka 103,17. Dibandingkan IKK provinsi yang hanya 98,47, selisihnya mencapai 4,7 poin atau 4,77%—menandakan konstruksi di Sumenep masih tergolong mahal secara regional.
IKK terendah Sumenep terjadi pada 2024 dengan angka 102,75, atau turun 0,42 poin dari tahun sebelumnya. Kendati demikian, nilai ini tetap lebih tinggi 6,46 poin dari rata-rata Jawa Timur yang hanya mencatat 96,29, menunjukkan selisih 6,71%.
Selama periode lima tahun, IKK tertinggi Sumenep berada pada 2021 dengan 108,63, sementara yang terendah adalah pada 2024 dengan 102,75. Ini mencerminkan penurunan total sebesar 5,88 poin atau 5,41% sejak puncaknya pada 2021.
Jika ditinjau secara keseluruhan, Sumenep konsisten mencatat IKK di atas provinsi selama lima tahun berturut-turut. Rata-rata selisih antara Sumenep dan Jawa Timur selama 2020–2024 berkisar antara 3% hingga 7%.
Selama lima tahun ini, total penurunan IKK Sumenep dari 2020 ke 2024 mencapai 2,92 poin atau sekitar 2,76%. Tren ini menandakan tekanan biaya konstruksi di wilayah ini mulai mereda, meski masih lebih tinggi dibanding rata-rata regional.
Kondisi ini memberikan dampak penting pada perencanaan anggaran infrastruktur dan daya saing investasi konstruksi di wilayah ujung timur Madura. Pemerintah daerah perlu mempertimbangkan efisiensi biaya agar tidak tertinggal dari kabupaten-kabupaten lain di Jawa Timur.
Dengan IKK yang tetap tinggi, Sumenep mencerminkan tantangan sekaligus peluang dalam sektor konstruksi. Optimalisasi harga bahan bangunan dan efisiensi distribusi menjadi kunci untuk menekan angka IKK ke depannya.