“Nah, poin kedua ini menjadi penting bagi Indonesia di tengah ketidakpastian kita punya BRICS yang diharapkan bisa juga untuk menyerap pasar dari produk-produk Indonesia,” kata Airlangga.
Pilar ketiga mencakup transisi energi dan pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan keadilan bagi negara berkembang. Indonesia menegaskan perlunya model pembangunan hijau yang inklusif dan tidak eksploitatif.
“Kemudian yang ketiga tentu terkait dengan climate change dan promoting sustainable, yang fair and inclusive development,” lanjutnya dalam konferensi pers.
Pilar terakhir menyentuh aspek pembangunan manusia, sosial, dan kebudayaan sebagai unsur vital transformasi sosial. Dalam hal ini, Indonesia melihat pentingnya pertukaran nilai dan solidaritas antarnegara anggota.
“Yang keempat adalah partnership for promotion, human, social, and cultural development. Nah itu outcome dari Leaders’ Declaration,” jelas Airlangga.