“Ini menggambarkan bahwa sekarang mulai masuk dampak global itu terhadap pertumbuhan komponen pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Menkeu, menggarisbawahi transmisi guncangan global ke dalam negeri. Indonesia tidak kebal, namun berupaya tetap adaptif.
Paket stimulus ekonomi kedua diluncurkan di Triwulan II-2025 sebagai respons strategis. Pemerintah mengalokasikan insentif fiskal ke sektor-sektor yang mampu menahan dan memutar roda ekonomi domestik secara cepat dan langsung.
Diskon transportasi publik selama libur sekolah, bantuan sosial berupa tambahan kartu sembako dan beras pangan, serta insentif upah bagi pekerja berpenghasilan rendah digelontorkan. Total anggaran stimulus ini mencapai lebih dari Rp24 triliun dari berbagai sumber.
Bantuan juga menjangkau guru Kemendikdasmen dan Kemenag, serta pekerja sektor padat karya melalui subsidi jaminan kecelakaan kerja. Pemerintah berharap konsumsi rumah tangga tetap terjaga dan daya beli masyarakat bisa menopang pertumbuhan.
“Dengan stimulus ini kita harapkan memitigasi kecenderungan pertumbuhan ekonomi yang memang terus menerus didera tekanan dari global dengan bisa meng-compensate,” tutup Menkeu. IMF dan World Bank memproyeksikan pertumbuhan Indonesia bisa melambat hingga ke level 4,7%.