Sektor kesehatan juga mengalami peningkatan inflasi sebesar 1,83 persen. Sementara itu, kelompok pakaian dan alas kaki naik sebesar 1,43 persen, menunjukkan peningkatan permintaan barang konsumsi menjelang akhir tahun.
Di sisi lain, terdapat dua kelompok pengeluaran yang mencatat penurunan indeks, yaitu transportasi sebesar 0,52 persen serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,12 persen. Penurunan ini menjadi indikator positif dalam menekan biaya hidup masyarakat di sektor tertentu.
Secara bulanan, inflasi month-to-month (m-to-m) Jatim pada Desember 2024 tercatat sebesar 0,46 persen. Kenaikan ini dipicu oleh tingginya permintaan barang dan jasa selama musim liburan.
Perbedaan tingkat inflasi antar daerah di Jatim mencerminkan beragam tantangan dan peluang dalam pengendalian harga. Sumenep perlu fokus pada stabilisasi harga, sementara Bojonegoro dapat menjadi model efisiensi ekonomi.
Dengan memahami pola inflasi ini, Jatim memiliki peluang untuk memperkuat strategi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di tahun mendatang.
