Sampang – Hujan yang mengguyur kawasan Sokobanah, Kabupaten Sampang, bukan sekadar membawa genangan. Ia menyeret keluhan, amarah, dan harapan yang semakin tenggelam dalam lumpur. Di ruas jalan penghubung Batulenger–Karangpenang, aspal yang mengelupas dan lubang-lubang besar tergenang air kini menjadi pemandangan harian.
Tapi kerusakan ini bukan hanya akibat cuaca. Di balik itu, aktivitas tambang galian C ilegal justru memperparah kondisi infrastruktur yang telah lama terabaikan. Usman, warga Desa Bira Tengah, tampak kesal saat harus menuntun motornya menembus lumpur tebal di jalan utama desanya.
“Kalau sudah begini, bukan cuma hujan yang bikin rusak. Galian batu di sebelah itu, tiap hari dilewati truk besar. Jalan nggak kuat,” ujarnya, Minggu (1/06/2025).
Lubang Jalan dan Lubang Tambang
Sejumlah titik di sekitar jalan yang rusak kini dipenuhi bekas lubang tambang. Aktivitas galian C tanpa izin marak tanpa ada pengawasan yang jelas. Truk-truk besar bermuatan material keluar-masuk area tambang, melintasi jalan kabupaten yang tak dirancang untuk menanggung beban berat. Debu mengepul saat kemarau, dan lumpur bercampur tanah merah menutupi jalan saat hujan turun.
“Bayangkan, sehari bisa puluhan truk lewat sini. Kalau lewat, aspal bergetar. Jalan makin ambles. Tapi nggak ada yang peduli,” keluh Usman.
Ketimpangan yang Nyata
Warga Sokobanah kini hidup dalam kondisi yang serba terjepit: di satu sisi, kerusakan jalan yang tak kunjung diperbaiki pemerintah daerah, dan di sisi lain, aktivitas tambang ilegal yang dibiarkan berlangsung tanpa tindakan tegas.
“Kami ini seperti dianaktirikan. Jalan rusak dibiarkan, galian C ilegal juga dibiarkan. Lalu kami harus mengadu ke siapa?” kata Usman Ali, pemuda desa lain yang resah dengan situasi ini.
Menurutnya, sejumlah pemuda desa telah menyampaikan keluhan ke pihak desa maupun kecamatan. Namun hingga kini, belum ada upaya penertiban dari pihak berwenang.
“Tambangnya jelas ilegal. Tidak ada papan izin, tidak ada pengawasan. Tapi tetap jalan. Dan yang jadi korban ya kami-kami ini,” tegasnya.
Jalan Ekonomi yang Terputus
Ruas jalan Batulenger–Karangpenang sejatinya menjadi akses vital bagi ekonomi warga. Jalan ini menghubungkan beberapa desa, menjadi jalur distribusi hasil pertanian, kebutuhan pokok, hingga akses pendidikan. Namun kini, fungsinya nyaris lumpuh.