Kadin Jatim Ajak Dubes Uni Eropa Nikmati Kopi Malang

Madurapers
Kegiatan Ngopi Bareng bersama Dubes Uni Eropa di Tumbazz Kopi Malang. Hadir dalam kegiatan tersebut Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunai Darussalam H.E Vincen Piket, Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Pertanian dan Pangan Edi Purwanto, Ketua Kadin Kabupaten Malang Priyo Sudibyo, Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Ketua Kadin Kota Malang Edy Wahyono, Ketua Kadin Kota Batu Indro Wahyu Wijoyono, asosiasi petani kopi, pengusaha kopi serta pengusaha kripik buah dan sayur kering
Kegiatan Ngopi Bareng bersama Dubes Uni Eropa di Tumbazz Kopi Malang. Hadir dalam kegiatan tersebut Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunai Darussalam H.E Vincen Piket, Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Pertanian dan Pangan Edi Purwanto, Ketua Kadin Kabupaten Malang Priyo Sudibyo, Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Ketua Kadin Kota Malang Edy Wahyono, Ketua Kadin Kota Batu Indro Wahyu Wijoyono, asosiasi petani kopi, pengusaha kopi serta pengusaha kripik buah dan sayur kering. (Sumber: Kominfo Jatim, 2023)

Pada kesempatan yang sama, Ketua Kadin Kabupaten Malang Priyo Sudibyo mengatakan, Kabupaten Malang memang salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Jatim.

Dari total luas lahan kopi di Jatim yang mencapai 113.330 hektar, terbesar berada di Kabupaten Malang yaitu sekitar 28,1 persen yang tersebar di 30 kecamatan.

Selain kopi Amstirdam dan Dampit, saat ini beberapa kecamatan lain di Kabupaten Malang juga terus menunjukkan pamornya. Artinya wilayah tersebut semakin dikenal sebagai sentra penghasil kopi. Seperti di Wonosari, Ngantang, Lawang dan Singosari.

Hal ini menjadi bukti bahwa kopi menjadi salah satu komoditas utama Kabupaten Malang yang masih terus berkembang.

Di Kecamatan Wonosari kaki gunung Kawi misalnya, ada sekitar 100 hektar lahan kopi dengan rata-rata produksi sebesar 1000 ton per panen yang mampu menyerap 1200 pekerja.

Namun selama ini petani kopi di Wonosari menjual produksi kopi mereka dalam bentuk mentah ke perusahaan lokal.

“Justru perusahaan ini yang mendapatkan untung  lebih banyak, sementara petani untungnya sedikit. Kadin akan berupaya menjembatani mereka untuk bisa ekspor sendiri,” kata Priyo Sudibyo.

“Jika biasanya mereka ekspor melalui pihak lain, maka dengan kehadiran Dubes Uni Eropa ini mereka berharap bisa ekspor sendiri. Karena secara kualitas hingga packaging, produk mereka sudah layak ekspor,” pungkas Priyo Sudibyo.