Kadisdik Sumenep Tegaskan Guru Harus Jadi Pembimbing Bukan Sekadar Pengajar

Admin
Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra, S.Sos., M.Si., saat menyampaikan sambutannya pada Pelatihan Bimbingan dan Konseling (BK) bagi para guru
Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra, S.Sos., M.Si., saat menyampaikan sambutannya pada Pelatihan Bimbingan dan Konseling (BK) bagi para guru (Sumber Foto: Istimewa)

Sementara itu, Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Ahmad Fairuz, yang juga menjadi narasumber utama, menekankan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari investasi jangka panjang untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara emosional dan berkarakter kuat.

“Pelatihan ini adalah fondasi revolusi mental. Guru harus menjadi pilar utama dalam menciptakan anak-anak yang utuh – cerdas, tangguh, dan berakhlak,” ujarnya.

Fairuz menjelaskan, pendekatan dalam pelatihan BK saat ini menyasar lebih luas, tidak hanya pada persoalan akademik, melainkan juga aspek psikososial, spiritual, dan budaya. Materi yang diberikan pun dirancang aktif dan aplikatif, mulai dari pemetaan kebutuhan murid, penanganan perilaku menyimpang, hingga intervensi dini terhadap masalah yang kerap muncul di sekolah.

Dalam setiap sesi, peserta dilatih untuk memahami dasar layanan BK, regulasi pemerintah, dan pentingnya membangun budaya sekolah yang aman, inklusif, dan ramah anak. Metode pelatihan mencakup diskusi studi kasus, kerja kelompok, hingga simulasi konseling berbasis empati.

“Anak-anak kita membutuhkan ruang yang aman. Tempat di mana mereka bisa merasa didengar, dihargai, dan dipahami. Di situlah guru harus hadir bukan sekadar sebagai otoritas, tapi sebagai pendengar yang tulus,” jelas Fairuz.

Pelatihan ini bukan sekadar program jangka pendek, melainkan tonggak awal gerakan pendidikan baru di Sumenep. Dinas Pendidikan melalui Bidang GTK berkomitmen menjadikannya sebagai prototipe untuk program serupa yang lebih luas dan sistematis.

“Sumenep bukan hanya mencetak anak-anak pintar, tapi juga generasi yang berani, santun, dan bijak. Itu hanya bisa dicapai jika kita memiliki guru yang membimbing dengan cinta dan ilmu,” pungkas Fairuz.