Kalender Jepang: Warisan Budaya dan Sejarah yang Unik

Kalender Jepang menggabungkan unsur Kalender Lunar tradisional dan Kalender Gregorian. Kalender ini merupakan sistem penanggalan yang memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan tradisi budaya Jepang
Kalender Jepang menggabungkan unsur Kalender Lunar tradisional dan Kalender Gregorian. Kalender ini merupakan sistem penanggalan yang memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan tradisi budaya Jepang (Dok. Madurapers, 2025).

Bangkalan – Kalender Jepang adalah sistem penanggalan yang memiliki sejarah panjang dan erat kaitannya dengan tradisi budaya. Sistem ini menggabungkan unsur kalender lunar tradisional dengan kalender Gregorian yang digunakan secara internasional.

Sebelum adopsi Kalender Gregorian pada tahun 1873, Jepang menggunakan kalender lunisolar yang disebut Tenpō-reki. Kalender ini diadaptasi dari kalender Cina, yang menghitung waktu berdasarkan fase bulan dan posisi matahari.

Pada masa modern, Jepang mengadopsi kalender Gregorian untuk menyesuaikan diri dengan dunia internasional. Namun, tradisi lokal tetap hidup melalui penggunaan Kalender Jepang yang mengacu pada era pemerintahan kaisar.

Salah satu ciri khas Kalender Jepang adalah penggunaan era atau nengō. Setiap era mencerminkan masa pemerintahan seorang kaisar, seperti era Reiwa yang dimulai pada tahun 2019 saat Kaisar Naruhito naik takhta.

Kalender era ini berfungsi sebagai simbol identitas budaya dan kebanggaan nasional. Meskipun kalender Gregorian digunakan dalam kehidupan sehari-hari, kalender era Jepang tetap penting dalam dokumen resmi dan upacara tradisional.

Selain itu, kalender tradisional ini juga memuat sistem perhitungan hari baik dan buruk yang dikenal sebagai rokuyō. Sistem ini sering digunakan dalam pernikahan, pemakaman, dan acara penting lainnya.

Pengaruh kalender lunisolar masih terlihat dalam beberapa perayaan tradisional Jepang, seperti Setsubun dan Obon. Kedua perayaan ini masih dihitung berdasarkan kalender lunar.

Perayaan Tahun Baru Jepang, atau Shōgatsu, kini dirayakan berdasarkan kalender Gregorian. Namun, banyak elemen tradisional seperti makanan khas dan dekorasi yang mencerminkan warisan lunisolar.

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca