Dari jumlah itu, dua anak dipastikan meninggal akibat campak, sementara dua lainnya masih menunggu hasil laboratorium.
“Betul, kami mohon maaf karena waktu itu data yang kami sampaikan sesuai dengan SKDR. Saat itu hanya ada empat laporan kematian, dua sudah terkonfirmasi, dan dua masih suspek,” tambahnya.
Namun setelah dilakukan penelusuran lanjutan bersama tim provinsi, UNICEF, dan IHO, ditemukan tambahan kasus kematian yang sebelumnya belum terdata.
Hingga akhirnya, total korban meninggal akibat campak di Sumenep mencapai 12 anak.
“Dengan berkembangnya waktu dan hasil verifikasi bersama, ternyata total ada 12 anak yang meninggal akibat campak,” ungkap Syamsuri.
Kasus ini menjadi alarm bagi masyarakat dan pemerintah untuk lebih memperhatikan program imunisasi dasar.
Pasalnya, tanpa perlindungan vaksin, anak-anak rentan mengalami komplikasi serius hingga berakibat fatal.