Penguatan ekosistem masjid juga dilakukan Direktorat Zakat dan Wakaf dengan memberi pelatihan amil dan nazir, pengembangan ekonomi umat berbasis masjid, sertifikasi tanah wakaf.
Menurut Kamaruddin, selain menjadi tantangan, zakat juga memiliki potensi sangat besar di Indonesia.
“Amil memainkan peran yang sangat penting. Karenanya, kita berikan intervensi dan afirmasi agar mereka memiliki kapasitas yang memadai untuk melaksanakan pengelolaan zakat,” jelasnya.
Sedangkan Direktorat KUA dan Keluarga Sakinah, imbuh Kamaruddin, melakukan program pendataan masjid melalui Sistem Informasi Kemasjidan (SIMAS)
“Data kita adalah data yang paling dipercaya, reliable, dan trustworthy,” pungkasnya.
Program lainnya yaitu, KUA sebagai pusat pelayanan dan penentuan arah kiblat, pembinaan keluarga sakinah berbasis masjid, dan pelayanan keluarga sakinah bagi takmir masjid.
Sesi diskusi ini dimoderatori Kasubdit Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik Dedi Slamet Riyadi. Menjadi narasumber, K.H. Abdul Mannan Ghani dari Perkumpulan Penggerak Pemakmuran Masjid Indonesia, Kasubdit Fasilitasi Kerukunan Umat Beragama dan Agama Kepercayaan Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Hartono, serta Lolly Suhenty dari Bawaslu.
Dalam sesi ini juga terlihat Kasubdit Kemasjidan Akmal Salim Ruhana, sejumlah Kasubdit Direktorat Urusan Agama Islam, serta perwakilan Kanwil Kemenag dan pengurus masjid seluruh Indonesia. (*)
