Kemendes PDTT Dorong Desa Inklusif untuk Wujudkan Kemandirian Pangan di Bandung Barat

Admin
Kemendes PDTT saat menggelar Bimtek di Bandung Barat, (Foto: Syaif/Madurapers, 2025).

Bandung Barat – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan menggelar bimbingan teknis bertajuk “Desa Inklusif yang Dikembangkan melalui Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Akuntabilitas Sosial” di Kantor Desa Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (26/8/2025).

Direktur Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan, Drs. Andrey Ikhsan Lubis, menegaskan pentingnya konsep desa inklusif sebagai pondasi utama dalam mewujudkan kemandirian desa.

“Desa inklusif itu artinya semua orang ikut terlibat, tidak ada yang ditinggalkan. Mulai dari pemuda, perempuan, hingga kelompok rentan, semua punya peran. Kalau semua bergerak bersama, desa bisa mandiri,” ujar Andrey dalam sambutannya.

Selain membuka acara, Andrey juga menjadi pemateri utama. Ia mengaitkan konsep desa inklusif dengan Gerakan Mandiri Pangan Desa (GEMA PANGAN), menekankan bahwa perencanaan partisipatif di desa dapat memperkuat ketahanan pangan lokal.

“Kalau bicara kemandirian pangan, maka bicara tentang ketersediaan, keterjangkauan, dan keberlanjutan. Desa punya potensi luar biasa. Lahan desa, kearifan lokal, hingga semangat pemuda bisa menjadi penggerak. Kalau ini terintegrasi, desa tidak hanya tahan pangan, tetapi bisa menjadi penopang ekonomi nasional,” tegasnya.

Kegiatan ini diikuti peserta dari 11 desa, melibatkan Tenaga Ahli Pembangunan Masyarakat Kabupaten (TAPM) serta pendamping desa di Kecamatan Lembang.

Setiap desa mengirimkan dua perwakilan, yakni kepala desa dan kader pemuda, yang diharapkan menjadi motor penggerak desa inklusif sekaligus penguat kemandirian pangan di tingkat lokal.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bandung Barat, Ariyanto Katili, menegaskan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap program inklusif desa.

Sementara itu, Sekretaris Desa Lembang, Mochamad Taufik, menyampaikan bahwa masyarakat desa telah memanfaatkan lahan pekarangan serta menggerakkan kelompok perempuan desa dalam memperkuat ketahanan pangan keluarga.

Acara yang dipandu Camat Lembang, Drs. Bambang Eko Setyowahjudi, berlangsung aktif dan interaktif.

Setelah sesi diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan bimbingan teknis yang berfokus pada peningkatan kapasitas masyarakat serta penguatan akuntabilitas sosial, sebagai langkah konkret mewujudkan desa inklusif yang adil, partisipatif, dan berdaya.

Tinggalkan Balasan