Program ini juga memperkuat implementasi Investing in Nutrition and Early Years (INEY) hibah dari Bank Dunia sejak 2021 dengan tiga pilar utama:
- Pendanaan berkelanjutan untuk pencegahan stunting.
- Konvergensi layanan kesehatan, gizi, dan perlindungan sosial.
- Penguatan koordinasi antar-stakeholder, mulai puskesmas, KUA, pendamping desa, hingga kader Posyandu.
Sebagai terobosan, pemerintah meluncurkan aplikasi electronic Human Development Worker (eHDW) yang memudahkan Kader Pembangunan Manusia (KPM) dalam pendataan dan validasi data sasaran stunting di desa. Hasilnya berupa Scorecard Desa yang menjadi dasar pengambilan keputusan berbasis data.
Kegiatan ToT ini merupakan tindak lanjut dari Master of Trainer (MoT) tingkat pusat pada awal September 2025.
Para fasilitator daerah hasil ToT akan melatih KPM, kader Posyandu, dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di wilayah masing-masing, sehingga kualitas pendampingan di desa makin terarah.
Selain stunting, Dana Desa 2025 diarahkan untuk Ketahanan pangan, Penanganan kemiskinan ekstrem, Adaptasi perubahan iklim, Layanan kesehatan dasar dan Percepatan Desa Digital.
“Ini bukan sekadar ToT, tapi bagian dari strategi besar pembangunan desa berkelanjutan,” tutup Andey.