SMK paling banyak berada di Kecamatan Sampang dengan 11 sekolah, dan paling sedikit di Sreseh dan Pangarengan yang hanya memiliki satu. Selisihnya mencapai 1000%, mencerminkan akses pendidikan kejuruan yang hampir tidak tersedia di sebagian wilayah.
Pada tingkat perguruan tinggi, hanya ada 10 PT di seluruh kabupaten dengan Kecamatan Sampang dan Karang Penang memiliki masing-masing dua institusi. Enam kecamatan tidak memiliki perguruan tinggi sama sekali, menunjukkan ketimpangan absolut tanpa bisa dihitung secara persentase.
Ketimpangan ini bukan sekadar persoalan angka, tetapi juga menyangkut masa depan ribuan pelajar. Minimnya akses ke jenjang pendidikan lebih tinggi berpotensi mengunci masyarakat dalam lingkaran kemiskinan dan ketertinggalan.
Pemerintah daerah belum menunjukkan keberpihakan terhadap wilayah yang paling tertinggal secara pendidikan. Kebijakan pembangunan tampak terfokus pada wilayah kota, meninggalkan desa-desa dalam ketertinggalan struktural.
Pemerataan fasilitas pendidikan harus menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah. Tanpa distribusi sekolah yang adil, visi pembangunan sumber daya manusia di Kabupaten Sampang hanya akan menjadi slogan kosong.