Penurunan kewajiban neto terjadi karena peningkatan AFLN sebesar 37,5 miliar dolar AS yang lebih tinggi dibanding kenaikan KFLN sebesar 24,9 miliar dolar AS. Kenaikan AFLN didorong oleh pertumbuhan di seluruh komponen investasi.
Bank Indonesia menilai bahwa perkembangan PII Indonesia tetap terjaga dan mendukung ketahanan eksternal. Rasio net kewajiban PII terhadap PDB membaik dari 18,8% pada 2023 menjadi 17,6% pada 2024.
Struktur kewajiban PII didominasi oleh instrumen berjangka panjang, terutama investasi langsung yang mencapai 92,3% dari total kewajiban. Bank Indonesia terus memantau dinamika ekonomi global yang dapat mempengaruhi prospek PII Indonesia.
Ke depan, Bank Indonesia akan memperkuat respons kebijakan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait juga akan diperkuat untuk menjaga ketahanan sektor eksternal.
Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memantau risiko yang dapat memengaruhi kewajiban neto PII. Langkah-langkah strategis akan diambil guna memastikan stabilitas ekonomi dan daya saing investasi Indonesia.