Bangkalan – Kolak menjadi primadona berbuka puasa di berbagai penjuru Indonesia, terutama saat Ramadan tiba. Hidangan manis ini berasal dari Jawa dan dahulu digunakan sebagai media penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Salah satu variasi yang menggoda lidah adalah kolak labu, perpaduan rasa manis dan gurih yang menciptakan harmoni dalam setiap suapan. Tekstur lembut labu yang berpadu dengan kuah santan menjadikannya favorit di meja makan.
Kolak labu tak hanya lezat, tetapi juga fleksibel dalam penyajian. Sajian ini umumnya dinikmati hangat, namun sensasi segarnya juga terasa nikmat saat disajikan dingin.
Untuk membuat kolak labu yang sempurna, bahan utamanya adalah labu kuning dengan tambahan pemanis seperti gula pasir dan gula merah. Santan encer dan santan kental berperan penting dalam menciptakan cita rasa gurih yang khas.
Daun pandan dan sejumput garam menjadi sentuhan akhir yang memperkaya aroma dan rasa. Keharuman pandan yang menyeruak dari rebusan santan memberikan daya tarik tersendiri bagi penikmatnya.
Proses pembuatannya cukup sederhana, diawali dengan mengupas dan memotong labu kuning. Labu yang telah bersih kemudian direbus bersama campuran santan, gula, garam, dan daun pandan hingga mendidih.
Setelah labu matang dan empuk, santan kental dituangkan untuk memperkaya rasa. Aduk perlahan agar santan tidak pecah, lalu biarkan mendidih sejenak sebelum disajikan.
Kolak labu siap disantap sebagai menu berbuka puasa yang menggugah selera. Kelegitan kuah santan berpadu dengan manisnya labu membuat hidangan ini selalu dirindukan di setiap Ramadan.