“Kalau mau nikah, sowan dulu ke kiai.” “Kalau mau bangun…
MBG di Persimpangan Fiskal: Investasi Gizi atau Ancaman Stabilitas Ekonomi?
Oleh: Agus Wedi, S.Sos., M.A – Pengamat Politik dan Kebijakan…
“Kalau mau nikah, sowan dulu ke kiai.” “Kalau mau bangun…
Oleh: Agus Wedi, S.Sos., M.A – Pengamat Politik dan Kebijakan…
Sejarah hubungan diplomatik Indonesia dan Iran menunjukkan perjalanan panjang dari era Presiden Soekarno hingga masa pemerintahan Prabowo Subianto. Duta besar menjadi ujung tombak dalam memperkuat kerja sama kedua negara.
Di tengah gejolak sejarah nusantara abad ke-17, Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma, atau lebih dikenal dengan Sultan Agung, muncul sebagai pemimpin dengan visi besar, yang menyatukan kekuatan militer, intelektual, dan budaya Jawa. Lahir di Kotagede pada 1593 dan wafat di Karta tahun 1645, ia menjadi raja Mataram ketiga, dan satu-satunya pemegang gelar sultan dari kerajaan tersebut.
Pericles lahir dalam keluarga aristokrat Athena pada tahun 495 SM, dikelilingi oleh pengaruh politik dan militer yang kuat sejak masa kecil. Ayahnya, Xanthippus, adalah pahlawan Perang Persia, sementara ibunya, Agariste, berasal dari klan Alcmaeonid yang berkuasa.
Mohammad Hoesni Thamrin tumbuh sebagai sosok revolusioner yang lahir dari pergulatan identitas dan realitas kolonialisme. Ia dilahirkan pada 16 Februari 1894 di Weltevreden, Batavia, dari keluarga berdarah campuran Eurasia-Betawi yang hidup dalam lingkungan elite neo-priyayi.
K.H. Ahmad Dahlan bukan hanya seorang ulama, tetapi pemantik kebangkitan intelektual umat Islam Indonesia. Ia lahir dengan nama Muhammad Darwis di Kauman, Yogyakarta, pada 1 Agustus 1868, dari keluarga religius dan terpandang.
Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo bukan sekadar diplomat; ia adalah penggerak sejarah Indonesia merdeka. Ia menjembatani perbedaan generasi dan ideologi di saat-saat paling genting menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945.
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.