“Pertemuan ini ajang silaturahim. Kepala Biro Trans7 menyampaikan klarifikasi, sementara kami hanya mendengarkan,” ungkapnya.
Hasil diskusi, lanjutnya, akan segera disampaikan kepada KH Ali Mustaqim begitu beliau kembali.
“Saya belum bertemu beliau hingga kini karena masih di luar kota,” tambah Lora Walid.
Soal penerimaan permintaan maaf dari Trans7, ia menyerahkan sepenuhnya pada wewenang KH Ali Mustaqim sebagai pengasuh pondok.
“Itu hak prerogatif beliau,” tegasnya.
Namun, nada suara Lora Walid berubah menggigit saat membahas eskalasi maaf yang diharapkan. Ia menilai kasus ini bukan urusan pribadi, melainkan tanggung jawab institusional yang menyangkut nama besar pesantren dan kiai.
“Permintaan maaf seharusnya disampaikan langsung oleh pimpinan tertinggi Trans7 atau Trans Corp. Karena ini menyangkut kehormatan pesantren dan kiyai, sudah semestinya Chairul Tanjung sebagai pimpinan Trans Corp yang angkat bicara,” sindirnya pedas, menuntut akuntabilitas dari level korporasi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari KH Ali Mustaqim mengenai klarifikasi atau permintaan maaf Trans7.