Jakarta – Prabowo Subianto (Prabowo) mengkritik pemaparan Anies Baswedan (Anies)—Capres (Calon Presiden) Nomor Urut 1 (Satu) dalam Pilpres 2024—tentang demokrasi di Indonesia. Kritik itu ia lontarkan dalam Debat Pertama (Capres 2024) yang diselenggarakan KPU RI di Kantor KPU RI pada Pukul 19.00 WIB, Selasa, 12 Desember 2023, Rabu (13/12/2023).
Prabowo Capres Nomor Urut 2 (Dua) dalam Pilpres 2024 ini melontarkan kritik terhadap pemaparan Anies tentang penguatan demokrasi di Indonesia, yang menurutnya, agak berlebihan. Kalau demokrasi tidak berjalan dan Jokowi diktator, kata Prabowo, tidak mungkin Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Mas Anies ini agak berlebihan. Mas Anies mengeluh tentang demokrasi ini dan itu. Mas Anies dipilih jadi Gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa, saya yang mengusung bapak (Gerindra, red.). Kalau demokrasi kita (Indonesia era Jokowi, red.) tidak berjalan tidak mungkin anda (Anies, red.) menjadi gubernur (Gubernur DKI Jakarta, red.). Kalau Jokowi diktator anda tidak mungkin menjadi gubernur,” papar Prabowo.
Pada Pemilukada DKI Jakarta tahun 2017 Prabowo sebagai oposisi Pemerintah Jokowi mendukung Anies-Sandi. “Saya waktu itu oposisi mas Anies. Anda (Anies, red.) ke rumah saya. Kita oposisi, anda terpilih (di Pemilukada DKI Jakarta tahun 2017, red.),” ungkap Prabowo dalam Debat Pertama Capres 2024, pada Selasa (12/12/2023).
Menjawab kritik Prabowo, Anies menyampaikan bahwa dalam proses demokrasi ada pemerintah dan oposisi. Keduanya, sama-sama penting dan terhormat. Adanya oposisi membuat proses pengambilan keputusan (di pemerintahan, red.) ada pandangan dan perspektif berbeda, yang membuat masyarakat bisa menilai.