“Melalui TOT ini, kami ingin melahirkan tenaga pengajar yang tidak hanya paham teknis, tapi juga mampu mengintegrasikan program pencegahan stunting ke dalam perencanaan pembangunan desa,” ujarnya di Jakarta, Senin (6/10/2025).
Andrey menambahkan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci percepatan penurunan stunting. Karena itu, TOT ini juga difokuskan pada sinkronisasi program pusat dan daerah, termasuk penguatan Bimbingan Teknis Terpadu.
“Upgrade kapasitas, level up kualitas! Itu semangat kita. Karena stunting bukan sekadar masalah kesehatan, tapi soal masa depan kualitas manusia Indonesia,” tegasnya.
Program TOT ini memperlihatkan komitmen pemerintah untuk menekan angka stunting secara berkelanjutan, sekaligus mendorong desa sehat, inklusif, dan berdaya saing.