Dalam kesempatan tersebut, salah satu mitra binaan LPEI membawa alat tenun bukan mesin (ATBM) yang memproduksi kain sarung. Hal tersebut menarik perhatian Menteri Keuangan dan sejumlah delegasi G20.
“Kehadiran mereka (mitra binaan) pada Presidensi G20 menunjukan ketahanan para UKM menghadapi badai pandemi yang telah terjadi selama kurang lebih 2 tahun terakhir,” kata Rijani.
Program Jasa Konsultasi CPNE merupakan salah satu mandat Pemerintah melalui Undang-undang kepada LPEI untuk menciptakan eksportir baru.
Program pendampingan dan pelatihan selama satu tahun ini tetap dilakukan LPEI pada masa pandemi COVID-19 dan telah melahirkan lebih dari 2.000 alumni.
“Harapannya tentu adalah inklusi keuangan yang berkelanjutan kepada UKM dapat terakselerasi, khususnya terkait ekspor sesuai dengan salah satu agenda finance track pada Presidensi G20 Indonesia, yaitu Financial Inclusion: Digital and SMEs,” ujar Rijani. (*)
