Romlan menegaskan Madas Nusantara menolak segala bentuk kekerasan atau premanisme.
“Negara ini adalah negara hukum, jadi setiap penyelesaian masalah harus berdasarkan aturan, bukan kekuatan fisik. Kami mengutamakan pendekatan kekeluargaan atau restorative justice,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa organisasi ini berdiri bukan untuk mencari keuntungan pribadi, melainkan untuk membantu siapa pun yang membutuhkan, tanpa memandang suku atau agama.
Anggota diminta menjaga nama baik warga Madura dengan menjunjung tinggi adab, etika, dan sopan santun.
Dengan ribuan anggota yang tersebar di berbagai wilayah, Madas Nusantara berkomitmen menjadi wadah pemersatu warga Madura di tanah rantau, menjaga nilai budaya, dan memperkuat rasa persaudaraan di tengah masyarakat multikultural Indonesia.
“Silaturahmi seperti ini akan terus kami lakukan untuk menjaga persatuan warga Madura di mana pun berada,” pungkas Romlan.