Dalam pesan tersebut, Wahyudi yang dikenal dengan sapaan Did, menawarkan fasilitasi forum dialog antara mahasiswa dengan para anggota Komisi I DPRD Sumenep.
“Kalau teman-teman mau dialog dengan DPRD Komisi I monggo (silahkan, red.), saya fasilitasi. Mumpung ada ketua komisinya juga di Jogja,” demikian bunyi isi pesan yang diterima mahasiswa. Namun, tawaran itu ditolak tegas oleh Mahasiswa Kangean Yogyakarta.
Mereka menilai forum dialog tersebut hanya kedok untuk membungkan atau melemahkan suara kritis mahasiswa dan meredam resistansi atas proyek tambang migas di Kangean oleh PT Kangean Energy Indonesia.
“Kami tidak akan masuk ke dalam forum kompromi. Gerakan kami adalah murni bentuk penolakan. Masyarakat Kangean menolak tambang. Titik. DPRD Sumenep selama ini bungkam, tidak menunjukkan keberpihakan terhadap rakyat. Sekarang bukan waktunya berdialog, tapi menyatakan sikap: berpihak atau tidak,” tegas Labib.