May Day 2025: Momentum Bangkitnya Kembali Semangat Buruh untuk Keadilan Sosial

Madurapers
Potret aksi unjuk rasa atau demonstrasi buruh Indonesia di May Day
Potret aksi unjuk rasa atau demonstrasi buruh Indonesia di May Day (Sumber Foto: Berdikari, via RRI, 2023).

Di sisi lain, perkembangan teknologi memunculkan pekerja baru seperti driver ojek daring dan kurir yang belum terlindungi secara maksimal oleh undang-undang. Mereka menuntut pengakuan status sebagai pekerja formal dan akses pada jaminan sosial.

Para pengamat ketenagakerjaan menilai bahwa Hari Buruh seharusnya dijadikan momentum untuk merumuskan ulang arah kebijakan tenaga kerja nasional. Pemerintah, pengusaha, dan buruh perlu duduk bersama menyusun regulasi yang adil dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Tokoh-tokoh buruh seperti Peter McGuire dan Matthew Maguire patut dikenang karena warisan perjuangan mereka masih relevan hingga kini. Semangat mereka harus menjadi inspirasi untuk memperjuangkan hak pekerja di era disrupsi dan ketidakpastian ekonomi global.

May Day 2025 bukan sekadar ajang turun ke jalan, tetapi momen bersatu bagi semua elemen masyarakat dalam memperjuangkan sistem kerja yang manusiawi. Hak atas upah layak, jam kerja wajar, dan jaminan keselamatan kerja harus dijadikan prioritas kebijakan nasional.

Buruh bukan sekadar roda penggerak ekonomi, tetapi juga basis peradaban kerja yang adil dan beradab. Oleh karena itu, penghargaan terhadap buruh harus lebih dari sekadar simbolik—harus nyata dalam kebijakan dan implementasi.