Mengurai Kemiskinan: Tantangan Pembangunan yang Harus Dituntaskan

Ahmad Wahyudin, kandidat doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Malang (UM)
Ahmad Wahyudin, kandidat doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Malang (UM) (Dok. Madurapers, 2025).

Wahyudin menggarisbawahi pentingnya memahami kemiskinan struktural, yang terjadi akibat kebijakan ekonomi yang tidak inklusif dan memperburuk ketimpangan sosial. Faktor geografis, seperti lokasi terpencil dan kerentanan terhadap bencana alam, turut memperparah kondisi ini. Bahkan secara antropologis, kemiskinan sering diwariskan lintas generasi, membentuk lingkaran kemiskinan yang sulit diputus.

Wahyudin menegaskan bahwa mengatasi kemiskinan memerlukan strategi komprehensif yang melibatkan berbagai pihak. Pemerintah, misalnya, dapat memainkan peran krusial dengan menyediakan program perlindungan sosial, seperti bantuan tunai, subsidi pangan, layanan kesehatan gratis, dan akses pendidikan.

“Peningkatan pendidikan melalui program beasiswa dan pelatihan keterampilan kerja adalah langkah efektif untuk memutus rantai kemiskinan,” tambahnya.

Selain itu, sektor swasta juga dapat berkontribusi dengan menciptakan lapangan kerja yang inklusif dan memberikan upah layak bagi pekerja dari kalangan miskin. Kolaborasi lintas sektor—antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil—sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program pengentasan kemiskinan.

Wahyudin juga mendorong pendekatan partisipatif, di mana masyarakat lokal diberdayakan untuk menciptakan kemandirian ekonomi. Investasi besar-besaran dalam infrastruktur di daerah terpencil sangat diperlukan untuk meningkatkan akses terhadap pasar, pendidikan, dan layanan kesehatan.

“Dengan kolaborasi yang baik, kita bisa menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera. Mengatasi kemiskinan adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan sinergi lintas sektor,” pungkasnya.

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca