Tokoh  

Muhammad Yunus, Intelektual Organik dan Pejuang Pengentasan Kemiskinan

Madurapers
Foto Muhammad Yunus (sumber: Andreyev)

Sebagai seorang ilmuan organik, tentu pemikirannya diimplementasikan secara riil dalam kehidupan masyarakat. Implikasinya, dia terpaksa harus meninggalkan dunia akademik dan menggeluti dunia perbankan.

Namun, perjuangannya dalam mengentaskan kemiskinan perempuan menghadapi banyak tantangan. Tantangan tersebut diantaranya: (1) perbankan yang tidak bisa memberikan kredit pada orang miskin karena alasan prinsip 5C, (2) budaya purdah, dimana ada pembatasan hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya, (3) pendidikan perempuan rendah, dan (4) kecurigaan kalangan tertentu pada perjuangan pengentasan kemiskinan Muhammad Yunus.

Atas dasar kerangka berpikir dan masalah tersebut Muhammad Yunus kemudian mengembangkan sebuah model alternatif pengentasan kemiskinan. Model pengentasan kemiskinan tersebut adalah: (1) kewirausahaan sosial kaum miskin, (2) dukungan perbankan, Grameen Bank, yang memberikan pinjaman/kredit mikro (micro-lending) kepada perempuan miskin tanpa prinsip 5C, dan (3) perempuan miskin ini di Grameen Bank menjadi nasabah (penabung) dan pemilik saham.

Muhammad Yunus dengan Grameen Banknya kemudian membangun sebuah sistem perbankan pro kalangan perempuan miskin. Konsep kredit mikro untuk usahawan miskin yang diimpelementasikan di Grameen Bank selama 30 tahun. Hasilnya, banyak kalangan perempuan miskin di Bangladesh terangkat menjadi sejahtera sosial-ekonominya.

Keberhasilannya dalam mengimplementasikan pengentasan kemiskinan ini, melalui kredit mikro perbankan Grameen Bank, menginspirasi masyarakat Bangladesh dan dunia mereplikasikan model pengentasan kemiskinan Muhammad Yunus. Hingga sekarang ada sekitar 100 lebih negara di dunia mengembangkan perbankan model Grameen Bank.

Berkat perjuangannya selama 30 tahun, Muhammad Yunus mendapatkan penghargaan tingkat nasional dan internasional. Penghargaan tersebut antara lain: (1) Penghargaan Ramon Magsaysay, tahun 1984, (2) Penghargaan Hari Kemerdekaan, tahun 1987, (3) Hadiah Perdamaian Pfeffer, 1994, (4) Penghargaan Pangan Dunia, 1994, (5) Hadiah Internasional Simon Bolivar, tahun 1996, (6) Hadiah Perdamaian Gandhi, tahun 2000, (7) Hadiah Budaya Asia Fukuoka XII, tahun 2001, (8) Penghargaan Nobel Perdamaian, kategori ekonomi, tahun 2006, (9) terdaftar sebagai salah satu 12 pemimpin puncak bisnis dalam 60 tahun Pahlawan Asia, versi Majalah Time, 2006, dan (10) Medali Kebebasan Presiden, tahun 2009.