PDI Perjuangan vs Jokowi: Drama Politik yang Membuka Tabir Aib Kekuasaan

Madurapers
Henry Subiakto, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (UNAIR)
Henry Subiakto, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (UNAIR) (Sumber foto: Akun X Hery Subiakto).

Langkah ini membawa Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, ke status tersangka dalam dugaan obstruction of justice (menghalang-halangi penegakan hukum).

“Hukum telah menjadi alat politik,” ungkap Henry, menggambarkan bagaimana konflik ini menyingkapkan konspirasi-konspirasi yang sebelumnya tersembunyi.

Polemik ini juga berdampak positif bagi masyarakat, menurut Henry. Konflik tersebut membuka mata rakyat tentang bagaimana kekuasaan bekerja di balik layar. Pertengkaran ini, katanya, bisa menjadi pelajaran bagi rakyat yang sering dibohongi.

Drama politik ini dinilai menguntungkan publik, terutama mereka yang tidak berpihak kepada kedua kubu. Dengan saling serang, PDI Perjuangan dan Jokowi berisiko mengungkap lebih banyak skandal, termasuk soal korupsi, dinasti politik, dan kontroversi akademik.

Seperti kata pepatah Jawa yang dikutip Henry, “Becik ketitik, olo ketoro,” yang artinya kebaikan akan tampak, keburukan akan terungkap.

Akankah drama ini menjadi akhir dari kekuasaan kedua belah pihak atau justru mempertegas posisi mereka di peta politik? Publik hanya perlu menunggu kelanjutannya.