Dalam pembukaan takbiran di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Kamis petang (20/4/2023), Haedar juga berpesan agar perbedaan perayaan hari raya ini disikapi dengan dewasa.
Lebih-lebih bagi para elit, diminta untuk menguatkan narasi persatuan daripada perpecahan.
“Bagaimana mengurus kesejahteraan rakyat sekaligus supaya rakyat umat bersatu dalam perbedaan. Dan dalam perbedaan itu juga harus dewasa,” kata Haedar.
“Idul Fitri boleh berbeda tapi yang paling penting, tidak boleh saling menyalahkan, saling menghujat, saling bermusuhan, termasuk di media sosial.
Kalau perdebatannya ilmiah gapapa. Tapi kalau sudah saling serang, berhenti saja supaya (hasil) puasanya tidak batal,” imbuhnya.
“Maka tonjolkan perdebatan keilmuan. Kalau yang ilmunya belum nyampai jangan ikut-ikutan apalagi komen-komen yang tidak bagus. Tapi juga jangan sampai yang merasa punya ilmu debatnya debat kusir,” tegas Haedar.