Perempuan Punya Peran Penting dalam Pemulihan Ekonomi

Madurapers
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D (Sumber: Kemenkeu RI, 2019).

Tingginya tekanan inflasi terutama yang berasal dari komoditas berupa harga energi, harga listrik, atau bahkan harga pangan akan menjadi ancaman bagi pemulihan, terutama pada daya beli rumah tangga.

“Lagi-lagi pandemi ini berimplikasi asimetris bagi perempuan. Mengapa? Karena merekalah yang sebenarnya di posisi awal sebagai pihak yang lebih rentan. Dan jika perempuan menderita, maka akan ada juga implikasinya pada anak-anak mereka,” kata Menkeu.

“Dalam konteks itu, kami melihat bahwa ini bukan hanya pemulihan biasa, tetapi bagaimana kami akan mampu merancang pemulihan ekonomi yang lebih setara terutama dari perspektif gender,” lanjut Menkeu.

Menkeu menyebut studi yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute menunjukkan bahwa kesetaraan gender dapat memberikan tambahan 11 persen dari PDB global, atau nilainya sebesar 12 triliun dollar AS.

Jumlah ini merupakan angka yang sangat signifikan dan sangat dibutuhkan dalam memulihkan perekonomian.

Menkeu menegaskan bahwa kesetaraan gender ini bukan hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi itu saja, tetapi juga melihat perspektif bahwa ini juga akan memberikan manfaat yang lebih baik terutama bagi perempuan dan anak-anak.

“Jika potensi perempuan bisa kita wujudkan sepenuhnya, maka implikasinya bagi perekonomian global akan lebih signifikan lagi. Ini akan cukup kuat untuk mengimbangi apa yang sedang terkontraksi atau terkikis oleh pandemi dalam dua tahun terakhir,” kata Menkeu. (*)