Pesantren Merespons Kehadiran Teknologi Digital

Madurapers
Pesantren Impian
Ilustrasi oleh Tim Madurapers

Salah satunya adalah dari Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz, mengungkapkan bahwa kehadiran teknologi digital di pesantren, merupakan transformasi baru pesantren terhadap perkembangan zaman. Baginya saat ini tidak ada yang bisa dipisahkan dengan teknologi digital.

Teknologi digital merupakan produk perkembangan zaman yang apabila kita tidak mengenalnya maka kemungkinan besar kita akan menjadi tertinggal dari peradaban dunia saat ini. Tentunya hal ini terkait dengan kemajuan pesantren yang perlu menguasai pemahaman teknologi digital, termasuk literasi digital.

Orang nomer satu di Pesantren Tebuireng itu menegaskan selama kita (santri) mampu mengelola dengan baik dalam kemanfaatan, maka teknologi digital ini akan sangat bermanfaat, salah satunya dalam penyebaran informasi, dakwah, dan keilmuan.

Tak hanya dari Pesantren Tebuireng, Wakil Rektor Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Hamid Fahmy Zarkasyi menyatakan bahwa pesantren saat ini mendapat tuntutan untuk lebih membuka diri atas kemajuan teknologi agar siap menghadapi era industri 4.0. Hal tersebut dinilai perlu dan harus dibarengi dengan bantuan fasilitas dalam menunjang program pengembangan yang berkaitan dengan teknologi di pesantren.

Pesantren diharap bisa memahami dan menerapkan kemajuan teknologi untuk berbagai hal yang diperlukan pengajar yang terampil dibidangnya. Tidak hanya wakil Rektor Unida Gontor, namun pemerintah juga mendukung pesantren dalam menerima kemajuan teknologi, tidak hanya dalam mengajak dan mengajarkan santri berwirausaha namun juga dalam mendukung kemajuan studi agama.

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hikam Depok, Arif Zamhari juga menjadi salah satu pimpinan pesantren yang mendukung dan menerima masuknya teknologi ke dunia pesantren. Menurutnya teknologi merupakan suatu alat yang menunjukkan dan membuktikan kejayaan masyarakat.

Sebagai pimpinan pesantren, Arif Zamhari percaya bahwa ilmu agama maupun teknologi selalu lahir secara bersamaan, sehingga pesantren yang merupakan salah satu tempat pendidikan ilmu agama harus mendapatkan sentuhan teknologi agar mampu menghasilkan kader-kader yang tidak kalah dengan lulusan sekolah umum.

Teknologi dinilai mampu membantu para santri untuk mendapatkan wawasan dan pengalaman yang lebih luas dan mampu memanfaatkan dengan cara menyebarkan keilmuan lebih luas lagi dan mendapatkan manfaat lebih banyak.

Selain kalangan pesantren, Rektor Institut Agama Islam Negeri (saat ini UIN) Semarang, Muhibbin Noor juga mengutarakan bahwa teknologi dan penggunaan IT adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan di pesantren.

Teknologi bukan lagi barang baru yang perlu dikhawatirkan saat masuk ke dunia pesantren. Menurutnya, teknologi yang masuk ke pesantren sama halnya dengan teknologi yang dimanfaatkan oleh kalangan luar, yang memberikan manfaat dan akan mempermudah pembelajaran dan kebutuhan pesantren.

Respons kalangan pesantren tentang kehadiran teknologi digital tentu menjadi wajah baru pesantren di mata masyarakat. Pesantren yang dikenal dengan lembaga agama tertua, mampu mengimbangi perkembangan zaman, termasuk dalam menerima kehadiran teknologi digital. Artinya, ada kabar baik bagi santri yang notabenenya adalah generasi milenial untuk memahami dan menguasai teknologi digital dengan baik, meski di dalam pesantren, mereka tetap mendapatkan ilmu-ilmu pengetahuan umum termasuk teknologi.

Inilah yang kemudian akan membuat para santri dan pesantren mampu menjadi bagian yang terus mendampingi masyarakat dalam berbagai pembaruan dan perkembangan keilmuan. Untuk pengelolaan dan manfaat kehadiran teknologi di pesantren, akan dibahas dalam tulisan selanjutnya.

 

Rara Zarary, perempuan asal Madura, saat ini aktif di komunitas Pesantren Perempuan, redaktur tebuireng.online dan lulusan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Bisa ditemui di akun IG @sabdawaktu dan @rara.zarary