PIEC Gelar Kajian Etika Peradapan; Keadilan dan Kemanusiaan Landasan Kemerdekaan Palestina

Kajian etika dan peradaban edisi ke-23 oleh Paramadina Institut of ethic and Civilization (PIEC) di Auditorium Nurcholis Madjid dan melalui zoom meeting dan dimoderatori oleh Alfikalia, (Sumber: Istimewa, 2023).
Kajian etika dan peradaban edisi ke-23 oleh Paramadina Institut of ethic and Civilization (PIEC) di Auditorium Nurcholis Madjid dan melalui zoom meeting dan dimoderatori oleh Alfikalia, (Sumber: Istimewa, 2023).

Pertama, menunjukkan eksistensi perjuangan Palestina dengan menghapus mitos militer Israel tak terkalahkan – intelijen yang paripurna; selama ini ada adagium bahwa arsitektur keamanan dan militer Israel diakui sebagai produk terbaik dari doktrin militer Barat.

Kedua, pertukaran tahanan untuk membebaskan ribuan anak-anak dan perempuan Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang dikurung tanpa proses pengadilan.

Ketiga, menghidupkan kembali gagasan kemerdekaan Palestina yang otentik dan riil setelah nyaris dilupakan dunia dengan perjanjian Abraham Accord, normalisasi Israel-Arab. Ini persis seperti Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta-Solo.

Dian Wirengjurit mantan Duta Besar RI untuk Iran tahun 2012–2016 menyampaikan sudut pandangnya bahwa kejadian ini merupakan murni politik internasional, “Two state solution adalah solusi terbaik yang diberikan untuk Palestina dan Israel,” terangnya.

Karena pada dasarnya merupakan konflik politik internasional, Dian menekankan bahwa konflik Palestina-Israel hanya bisa diselesaikan oleh bangsa Palestina sendiri.

“Organisasi internasional yang dianggap paling kompeten untuk menangani konflik tersebut adalah PBB. Tetapi pada dasarnya resolusi, deklarasi, dan pernyataan dari deklarasi internasional tidak ada yang mengikat, termasuk halnya Dewan Keamanan,” pungkas Dian.

Tinggalkan Balasan

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca