Selain aspek budaya, PKL juga memiliki dampak positif terhadap sistem ekonomi perkotaan dengan menyediakan layanan cepat dan mudah bagi konsumen. Keberadaan mereka membantu masyarakat memperoleh kebutuhan sehari-hari dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan toko atau restoran besar.
Bagi sebagian besar pedagang, PKL menjadi sumber penghasilan utama yang memungkinkan mereka bertahan di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Fleksibilitas dalam mengelola usaha sendiri juga memberikan keuntungan bagi PKL dalam menghadapi persaingan dan perubahan pasar yang dinamis.
Namun, meskipun memiliki berbagai manfaat, keberadaan PKL sering kali menimbulkan dilema bagi pemerintah daerah dalam hal penataan ruang kota. Masalah seperti kemacetan, kebersihan, dan ketertiban menjadi tantangan yang harus diatasi melalui kebijakan yang berimbang antara kepentingan ekonomi dan tata kota.
Untuk menciptakan ekosistem yang lebih harmonis, diperlukan regulasi yang mampu mengakomodasi kebutuhan PKL tanpa mengorbankan ketertiban umum. Solusi seperti penataan zona khusus PKL, pengelolaan sampah yang lebih baik, serta pelatihan kewirausahaan dapat menjadi langkah efektif dalam menciptakan keberlanjutan usahanya.
Pada akhirnya, PKL bukan hanya sekadar aktivitas berdagang di pinggir jalan, tetapi juga simbol ketahanan ekonomi masyarakat kecil yang terus beradaptasi dengan perubahan zaman.
