Puisi  

Puisi-Puisi Sudi Purnama

Madurapers
puisi
Foto: Istimewa

I. MERAWAT KATA-KATA

“Bukan usia atau tulisan yang paling akhir mencintai kata-kata”

Suara itu, kembali melepas nafas busuk zaman
Yang keluar-masuk tahun demi tahun
Nafas yang memburu semut-semut di balik bukit manusia
Nanar mata di dalam cermin
Dan seekor gajah angkuhnya muncul serupa lazuardi

Usia pikiran yang terbentang di papan-papan tulis
Dan buku catatan mengenal baik usia bulir-bulir padi
Kian menguning, runduk takzim menatap tanah
Arah paling bijaksana
Menatap reretak perasaan yang bias dan lemah

Aku ijinkan siapapun menjaga kata-kata
Menjaga hijaunya hati manusia,
Padang paling lapang di antara jeram dan curam mulut menganga
Aku ijinkan siapapun mencintainya
Sebab tidak perlu hitungan usia dan warna untuk melebur
Ke dalam rahimnya

Bangkalan, 2021

 

II. HIKAYAT PECINTA

Alkisah,
Setelah menyelesaikan pengembaraannya
Pecinta itu pulang ke rumahnya
Tempat segalanya bermula

Senja tenggelam ke peraduannya
Dalam tubuhnya yang dibalut kecamuk malam
Pecinta berkata di bawah cahaya rembulan:

“Aku tidak memaksa siapapun untuk menetap di hatiku
Cukup tahu, cinta adalah rahasia”

Bangkalan, 2021

 

III. HUJAN DI MALAM MINGGU