Ia rebah di kamar
Ingatannya kembali ke sebuah taman;
Jalan yang basah untuk dikenang
Di malam minggu yang hujan itu
Ia lemparkan setangkai bunga
Kepada lelaki yang pergi dibalik malam
Ia tercenung
Bulan diabaikan
Taman menjadi lengang
“Hujan seperti apa yang kau inginkan?”
Katanya kepada lelaki dengan hati lebam biru
Bangkalan, 2021
IV. ANAK HUTAN
Aku peras anggur ke dalam gelasmu yang mungil
Agar lahir mata air mengelilingi hutan
Dengan perahu aku jelajahi revolusi yang tenggelam
Ke dalam ingatan imperialisme kemarin petang
Aku berenang ke dalam ingatan
Menyibak riak-riak waktu
Dari hilir ke hulu
Dari mata air senjaku, cuaca berkicau di kepala
Hingga magrib bertengger di ubun-ubun anak-anak
Aku menyusuri gundukan-gundukan sepi
Mencari muasal sumber air mata ibu pertiwi
Tempat tumbuh pohon-pohon di bumi
Bangkalan, 2021
Tentang Penulis

Sudi Purnama, lahir di desa Tramok, Kokop Bangkalan. Anggota Komunitas Masyarakat Lumpur Bangkalan. Santri Pondok Pesantren Al Hikam Kemayoran yang menyukai puisi. Buku antologi puisi pertamanya Baong; Si Buku Harian. Instagram: @sudi_purnama