Tolak Tuduhan Narasi Ancaman, Ilham Beberkan Penyebab Mahalnya Biaya Pasang kWh Meter di Kangean Sumenep

Madurapers
Ilustrasi (Istimewa) Kasus PLN di kepulauan Sumenep
Ilustrasi (Istimewa) Kasus PLN di kepulauan Sumenep

Berdasarkan yang disampaikan Ilham, harga normal pemasangan kWh meter baru di Kecamatan Kangayan, yaitu RP 2,8 juta hingga 3 juta. Harga demikian dikarenakan banyaknya pihak ketiga atau mata rantai yang membantu proses pemasangan kWh meter.

“Harga normal ada yang 3 juta, ada yang 2,8 juta. Jadi disini itu dari bawah ada mata rantai, bukan pelanggan langsung sama saya. Bahkan mata rantai itu bukan hanya satu orang saja, setelah mata rantai itu, baru sampai ke saya,” terangnya.

Selain itu, Ilham juga membeberkan bahwa harga pasang kWh baru dengan Sertifikat Laik Operasi (SLO) itu senilai 1.398 ribu. Lebih lanjut, harga tiga titik instalasi dengan ongkos tukang berikut biaya jasa mata rantai, semuanya senilai 1.602 ribu, sehingga total biaya adalah 3 juta.

“Saya bayarnya langsung online ke pos registernya, untuk membuat register itu kan saya juga ada mata rantai juga. Kalau harga kWh dan SLO itu 1.398 ribu, sedangkan instalasi itu tiga titik dengan ongkos tukangnya semua 3 juta,” ucapnya.

Jadi, dikarenakan pelanggan yang dimaksud itu membayar nyicil maka harganya naik menjadi 3,5 juta. Naiknya harga pemasangan kWh itu untuk jasa pencarian talangan di awal.

“Cuma yang 3,5 juta itu bayarnya nyicil, karena masih nunggu suaminya datang dari laut habis itu jual ikan, ya kadang dua minggu baru bayar 300 ribu,” tuturnya.

Menurut Ilham, harga normal pasang kWh meter baru di Kecamatan Kangayan, Sumenep, sebenarnya sama dengan harga normal di seluruh Indonesia, akan tetapi yang menyebabkan mahal adalah biaya jasa pihak ketiga atau mata rantai pembantu.

“Normalnya 3 juta, itu sekalian sama mata rantainya. Saya kan tidak bisa buat register sendiri, melainkan harus melalui orang dan orang itu butuh jasa,” pungkasnya.