Ra Huda Desak Percepatan Pembangunan JUT dan Bantuan Alsintan di Madura

Avatar
Nurul Huda alias Ra Huda, anggota Komisi D DPRD Jawa Timur dari Fraksi PPP. Ia mendorong percepatan pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) di Madura oleh Pemprov Jatim.
Nurul Huda alias Ra Huda, anggota Komisi D DPRD Jawa Timur dari Fraksi PPP. Ia mendorong percepatan pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) dan pemenuhan alat mesin pertanian (alsintan) di Madura oleh Pemprov Jatim. (Foto: DPRD Jatim, 2025)

Surabaya – Anggota Komisi D DPRD Jatim, Nurul Huda atau Ra Huda, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim memberi perhatian serius terhadap pembangunan infrastruktur pertanian di Madura. Dalam situs resmi DPRD Jatim, ia menekankan pentingnya percepatan pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) dan pemenuhan alat mesin pertanian (alsintan), Selasa (01/07/2025).

Ra Huda menegaskan, JUT bukan sekadar jalan biasa, tetapi infrastruktur vital yang menentukan produktivitas pertanian. Jalan tersebut dirancang untuk mendukung akses dan mobilitas petani dalam berbagai aktivitas pertanian di lapangan.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam acara serap aspirasi di Desa Bringin Nonggal, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang. Kegiatan tersebut menjadi momentum strategis untuk menyerap kebutuhan riil petani di lapangan.

“Sebagai wakil rakyat dari Madura, yang sekarang ada di Komisi D dan membidangi infrastruktur. Saya akan mendorong Pemprov untuk mempercepat pembangunan Jalan pertanian atau Infrastruktur pertanian yang lainnya,” ujar Ra Huda.

Ia menilai akses JUT yang baik akan membantu petani mengelola lahan secara optimal dari proses pemupukan hingga panen. Dengan begitu, ketepatan waktu dan kualitas panen bisa lebih terjaga.

“Ini berkontribusi langsung pada peningkatan kuantitas dan kualitas hasil panen,” jelas politisi dari Fraksi PPP itu. Ia menekankan bahwa perbaikan infrastruktur adalah investasi jangka panjang untuk ketahanan pangan.

Ra Huda juga menyoroti kurangnya distribusi alsintan di Madura yang hingga kini masih belum merata. Banyak petani di daerah terpencil terpaksa menggunakan cara tradisional karena belum tersentuh bantuan alat pertanian.

“Dari hasil serap aspirasi ini, semua yang menjadi kebutuhan petani akan saya sampaikan ke Pemerintah Provinsi khususnya kepada Ibu Gubernur,” ujarnya lagi. Menurutnya, kolaborasi dengan pemerintah pusat juga penting agar program desa lumbung pangan bisa terwujud.

Mesin panen modern seperti combine harvester terbukti dapat menekan biaya dan kehilangan hasil panen. Namun tanpa bantuan dari Pemprov, Ra Huda khawatir petani Madura akan tertinggal dari daerah lain dalam hal produktivitas.

Ia berharap upaya bersama antara pemerintah, petani, dan pemangku kepentingan lainnya bisa memperluas penggunaan alsintan. Tujuan akhirnya adalah mendorong kesejahteraan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.