Hidayah taufik merupakan suatu ilham dan kelapangan dada untuk menerima kebenaran serta memilihnya (QS Faathir: 8). Hidayah puncak (nihayah) adalah puncak dari hidayah, yakni hidayah surga ketika penghuninya digiring kepadanya (QS Al ‘Araaf: 43).
Yunahar Ilyas membagi hidayah ke dalam dua jenis: (1) menunjuki dan membimbing (al-Dilalah wa al-Irsyad) (QS Fushshilat: 17), dan (2) memasukkan iman ke dalam hati atau menjadikan seseorang beriman (Idkhal al-Iman ila al-Qalb) (QS Al Qashash: 56).
Quraish Shihab membagi hidayah ke dalam dua ragam makna: pertama, hidayah dalam arti menyampaikan atau memberi contoh penerapan kepada pihak lain tentang ajaran agama Islam. Hidayah ini adalah “hidayah irsyad” yang dilakukan oleh Allah S.W.T., dan dapat juga dilakukan oleh manusia.
Kedua, hidayah dalam arti memberi kemampuan untuk melaksanakan isi petunjuk Allah S.W.T. Hidayah ini adalah “hidayah taufik” yang tidak dapat dilakukan kecuali oleh Allah S.W.T.
Hidayah ini menurut Quraish Shihab adalah petunjuk menuju kebahagian akhirat hanyalah hak tunggal Allah S.W.T (QS Al Baqarah: 272).
