Satu Orang Tewas dalam Kerusuhan di Sri Lanka

Protes akibat krisis ekonomi di Sri Lanka (Sumber: RIA Novosti, 2022).

New Delhi – Sedikitnya satu orang tewas dan 24 lainnya cedera di Sri Lanka saat pengunjuk rasa bentrok dengan polisi, menurut Adaderana. Bentrokan terjadi di kota Rambukkana di tengah kenaikan harga BBM, Rabu (20/4/2022).

Dikutip dari RIA Novosti, pada hari Selasa (19/4/2022) perusahaan bahan bakar milik negara Sri Lanka Ceylon Petroleum Corporation menaikkan harga bensin sebesar 33,1 persen ke rekor Rs338 ($1,02) per liter dan solar sebesar 64,2 persen menjadi Rs289 ($0,88).

Kenaikan biaya bahan bakar, menurut media Sri Lanka, dikaitkan dengan penurunan nilai mata uang lokal sekitar 30 persen.

Warga Rambukkana, yang telah mengantri bahan bakar sejak dini hari, melakukan protes di kota, memblokir total semua jalan ke kota, dan meminta pihak berwenang untuk menjual bahan bakar dengan harga yang sama.

Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa, yang telah memblokir perlintasan kereta api di Rambukkan selama lebih dari 15 jam, dan kemudian “situasi tegang muncul di mana polisi menembaki para pengunjuk rasa”.

Sri Lanka mengalami krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan pada tahun 1948. Penyebabnya, kelangkaan devisa akibat pembatasan arus wisatawan akibat pandemi virus corona, sehingga negara tidak bisa membeli bahan bakar yang cukup.

Pandemi COVID-19 telah memukul sektor pariwisata pulau itu, sumber utama devisa, sulit, dan pengiriman uang dari warga Sri Lanka yang bekerja di luar negeri juga menurun.

Ada kekurangan akut makanan dan kebutuhan dasar, bahan bakar dan gas di negara ini. Banyak bagian Sri Lanka menghadapi pemadaman listrik terus menerus hingga 13 jam karena kurangnya devisa untuk mengimpor bahan bakar.

Tinggalkan Balasan

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca