“Tahun 2022 penelantaran sebanyak 8 kasus, KDRT 11 kasus, pencabulan 10 kasus, pemerkosaan 2 kasus, pelecehan sosial 1 kasus, penganiayaan 5 kasus, ITE 1 kasus,” katanya merinci.
“Sedangkan di tahun 2023 telah terjadi pencabulan 11 kasus, pelecehan seksual 1 kasus, penemuan bayi 1 kasus, KDRT 1 kasus, dan penganiayaan 1 kasus,” sambungnya.
Untuk itu pihaknya menambahkan, adanya kegiatan diskusi panel tersebut bisa memberikan kesamaan persepsi para pemangku kebijakan lembaga penyedia layanan perlindungan perempuan dan anak.
“Hadirnya lintas sektor dan seluruh lembaga lainnya dalam diskusi ini dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat agar lebih dekat dengan keluarga,” tandasnya.
Secara terpisah, Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan, bahwa penting untuk mengurangi terjadinya kekerasan kepada perempuan dan anak di ujung timur Pulau Madura, salah satu terjadinya kekerasan terhadap anak dan perempuan.
“Diskusi panel ini sangat penting guna membahas bagaimana mengurangi atau tidak sampai terjadi kejadian yang mengakibatkan terjadinya kekerasan. Pantauan orang tua terhadap anaknya harus ditingkatkan dan memberikan sentuhan moral kepada anak,” pungkasnya.