Tokoh  

Soebardjo: Diplomat Pertama, Penggerak Kemerdekaan

Madurapers
Tangkapan layar menunjukkan Achmad Soebardjo, tokoh kunci dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Tangkapan layar menunjukkan Achmad Soebardjo, tokoh kunci dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. (Sumber foto: Media Pahlawan, Sejarah, dan Kekayaan Indonesia, 2022)

Pada 18 Agustus 1945, ia dilantik sebagai Menteri Luar Negeri pertama Republik Indonesia. Ia kembali menduduki jabatan tersebut pada 1951, dan kemudian menjabat sebagai Duta Besar RI di Swiss pada masa 1957–1961.

Kontribusinya tak berhenti di jalur diplomasi. Di Universitas Indonesia, Soebardjo mengabdikan diri sebagai profesor Sejarah Perlembagaan dan Diplomasi, menanamkan semangat kenegaraan kepada generasi penerus.

Namun pengabdiannya dibayar mahal. Ia sempat dipenjara karena keterlibatannya dalam “Peristiwa 3 Juli 1946”, dan menambahkan nama “Djojoadisoerjo” sebagai bentuk perlawanan identitas.

Soebardjo meninggal dunia pada usia 82 tahun, 15 Desember 1978, di Rumah Sakit Pertamina akibat komplikasi flu. Ia dimakamkan di peristirahatan terakhirnya di Cipayung, Bogor, dengan penghormatan penuh negara.

Pemerintah Republik Indonesia baru menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional padanya pada 2009. Ia juga dianugerahi dua bintang kehormatan: Bintang Mahaputera Adipradana pada 1973 dan Bintang Republik Indonesia Utama pada 1992.

Warisan Soebardjo hidup dalam diplomasi Indonesia yang tegas dan berdaulat. Ia membuktikan bahwa kemerdekaan tak hanya diperjuangkan dengan senjata, tetapi juga dengan akal, nyali, dan komitmen tanpa batas.

Dari meja perundingan hingga ruang kelas, Achmad Soebardjo menulis sejarah bukan hanya dengan pena, tetapi dengan keberanian yang senyap namun menentukan. Ia bukan hanya saksi sejarah—ia adalah pembuatnya.