Texas Berduka: Banjir Bandang Tewaskan Ratusan, Pencarian Korban Hilang Masih Berlanjut

Madurapers
Para peserta bergandengan tangan dalam acara penghormatan bagi korban banjir di Stadion Tivy Antler pada Rabu, 9 Juli 2025, di Kerrville, Texas.
Para peserta bergandengan tangan dalam acara penghormatan bagi korban banjir di Stadion Tivy Antler pada Rabu, 9 Juli 2025, di Kerrville, Texas. (Foto: Ashley Landis/AP [AP], via Al-Jazeera, 2025)

Pejabat setempat mengakui harapan untuk menemukan korban selamat semakin kecil. Fokus utama kini adalah membawa kepastian dan ketenangan bagi keluarga korban.

Ahli meteorologi, Bob Henson menyebut banjir ini sebagai yang paling mematikan di daratan AS sejak tragedi Big Thompson Canyon tahun 1976. Tragedi saat itu menewaskan 144 orang di Colorado.

Gubernur Texas, Greg Abbott menyatakan kesulitan dalam mendata jumlah orang yang berada di wilayah tersebut selama liburan. Banyak dari mereka yang tidak terdaftar secara resmi di penginapan atau perkemahan.

Abbott kini mendapat tekanan akibat dugaan lemahnya kesiapsiagaan banjir. Masyarakat mempertanyakan keterlambatan peringatan dan minimnya evakuasi dini yang dilakukan.

Meski demikian, Sheriff Kerr County Larry Leitha menegaskan bahwa fokus utama tetap pada pencarian korban. Ia menjanjikan akuntabilitas akan ditegakkan setelah proses evakuasi selesai.

Gubernur Abbott telah mengajukan proposal sistem peringatan banjir baru dan peningkatan jaringan komunikasi darurat kepada legislatif negara bagian. Sidang legislatif khusus akan membahas isu ini mulai 21 Juli 2025, termasuk soal dana pemulihan.

Presiden AS, Donald Trump berjanji memberikan bantuan federal penuh kepada Texas. Ia dijadwalkan mengunjungi wilayah terdampak pada Jumat, 4 Juli 2025.